15.4.08

duniaku sepi sekali,
ingin si sunyi pergi,
minumlah aku ekstasi,
sambil menari-nari,
dunia jadi berwarna warni,
dimana-mana pelangi,
tapi,
nasib apes ku ketabrak lari,
jadi kaki diamputasi,
belum reda kejut diri,
masih pula dicaci maki,
lalu ditinggal pergi,
aku frustasi,
coba-cobi bunuh diri,
lompat dari gedung tinggi,
eehhh kesangkut tali,
bukannya mati,
malah ketangkep polisi,
alih-alih mati,
jd sinting setengah mati,
RS gila pun menanti,
hi hi hi hi hi,
sambil jemur gigi,
salah sendiri,
siapa suruh minum ekstasi,
dia pergi,
melarikan diri,
tak lagi terangi hati,
hilang pelangi,
sendiri,
sunyi,
sepi,
mimpi,
mati,
,,,_,,,,,_,,,,_,,,,_,,,,,,,

10.4.08

1,2,3,…,4,5,…,50,60,…., 113….
Huhhhhh, banyak sekali kodok yang kuinjak…
Sedangkan kamu?
Dasyhatttttttttttttttttttt…….
Nggak satu pun kodok sudi kau injak….
NOT FAIR!!!!!!

7.4.08

kuberjalan terus tanpa henti
dan diapun kini telah pergi
kuberdoa ditengah indahnya dunia
kuberdoa untuk dia yang kurindukan

memohon untuk tetap tinggal
dan jangan engkau pergi lagi
berselimut ditengah dingin dunia
berselimut dengan dia yang kurindu

jangan pernah lupakan aku
jangan hilangkan diriku
jangan pergi dari aku

would it be nice to hold you...
would it be nice to take you home…
would it be nice to kiss you…

**nidji, jangan lupakan

4.4.08

Kabut kenangan menyelimutiku…

Rasanya baru kemarin kita bercinta
Tapi sekarang kau sudah berada di alam baka
Bersemayam dengan suka cita bersama Sang Hyang Widi
Menatapku dari atas awan...

Jika engkau bahagia,
Lalu mengapa aku melihat tangis di senyummu...

meski aku melihatnya seabad yang lalu

warna pelangi itu akan selalu membakas dihati...

bayanganmu sering datang namun jarang pergi
kadang merusak syarafku atau membekukan darahku

begitu lekat di hati
begitu pekat terasa

menyendawakan trauma
memuntahkan rindu

3.4.08

tiba tiba saja kau menghilang
seperti sepotong senja yang dicuri kemarin petang
kemanakah?!?!...

atau kau memang senja
yang dilirik semua orang
setiap harinya...

duuhhh jangan...
jangan lagi kau menjadi pusat perhatian
sebab sudah kubulatkan tekad
untuk menikmatimu sendirian **
**taken from oemar_meqy without her permission

lalu tiba tiba saja aku jatuh cinta...
cinta selalu tak terduga...
lalu tiba tiba saja aku jatuh gila...

mari kita bunuh diri
akan kuminum darahmu
dan kau makan hatiku

26.1.08

telah kupilih engkau
diantara gunungan lelaki
telah kunistakan diriku
untuk menyatakan cinta padamu

kau yang berbeda dari semua
kau yang berwarna nila
kau yang berbau kamboja
kau yang berupa ombak

padamu kudapatkan cinta
cinta yang mematikan
padamu kutemukan damai
damai yang menenggelamkan
padamu kurasakan bahagia
bahagia yang menyesakkan

pada kita terdapat cinta
pada kita bertemu damai
pada kita merasa bahagia

cintakah?! damaikah?! bahagiakah?!
aku... kamu... kita...
diantara ombak yang mematikan, menenggelamkan

menyesakkan memang...

9.1.08

aku bahagia,
ya,
aku bahagia...

karena,
aku mencintai, dan dicintaimu...

13.11.07

ya...
ya...
ya...
kau bukan hanya milikku seorang...

8.11.07

aku tak punya kaki untuk melangkah,
aku tak punya tangan untuk menjamah,

ditelingaku hanya terdengar dengungan,
dilidahku hanya terasa getir,

teriakanku hanya tercekat di tenggorokan,
mataku ada, tapi tak melihat warna...

hatiku laksana sebuah rongga kosong pekat yang hampa udara
dimana tak satu makhluk hidup akan sanggup berada disana
pun iblis, peri, atau bahkan malaikat pencabut nyawa

21102007-18.03


siapa yang tahu kemana awan berarak?
siapa yang tahu kemana akhir dari perjalanan?
siapa yang tahu dimana cinta dapat tumbuh?
siapa yang tahu ketika hati memilih?

27102007-00.21

6.11.07

kau dan aku

Rumi (parsi, 1207-1273)

bahagia saat kita duduk di pendapa,
kau dan aku,
dua sosok dua tubuh namun satu jiwa,
kau dan aku.

harum samak dan nyanyi burung menebarkan kehidupan pada saat kita memasuki taman,
kau dan aku.

bintang-bintang yang beredar sengaja menatap kita lama-lama;
bagai bulan kita bagikan cahaya terang bagi mereka.

kau dan aku,
yang tak terpisahkan lagi,
menyatu dalam nikmat tertinggi,
bebas dari cakap orang,
kau dan aku.

semua burung yang terbang di langit mengidap iri lantaran kita tertawa riang sekali,
kau dan aku.

sungguh ajaib,
kau dan aku,
yang duduk bersama di sudut rahasia,
pada saat yang sama berada di timur dan barat,
kau dan aku.
aku ingin menelanmu bulat2
agar tak apa pun memilikimu
akan kusembunyikan kau di relungku yg paling dalam
dan hanya aku yg mem-punya-mu

sebagaimana aku ingin menyusup kedalam sum2mu
agar dapat kau nikmati aku seutuhnya
dan hanya kau yg me-milik-ku

18102007

5.11.07

gulita siangku tanpa redupmu

03112007, 15.01

O R G A S M E

mari kita bercinta lagi…
posisi kedua dari terakhir yg paling aku suka
menantang, saling menatap, penetrasi yg dalam
posisi terbaru kataku
posisi terbaru imajimu katamu

aku ingin persetubuhan yang tak kan pernah usai
biarkan ia tetap ada di dalam aku
jangan pernah kau tarik keluar,
dan kan kujaga ia selalu didalam aku

biarkan kau tetap tegak manantangku
dan kan kubiarkan aku selalu berlendir hanya untukmu

aku tak ingin orgasme
sudah cukup nikmat merasakan penetrasimu yang menghentak
tak ingin lebih dari itu

keluku kelakau "r"

reras rinai riang
retak riak rindu
royak ruas rangka
ruruh, rancu, risau

aku

aku hanyalah sebongkah daging yang terbungkus kulit
mempunyai rupa, dan berwujud manusia

tidak besar, tidak juga kecil, tapi sensual
tidak cantik, tidak juga jelek, tapi ayu
tidak hitam, tidak juga putih, tapi tembaga
tidak kaku, tidak juga gemulai, tapi lugas
tidak gadis, tidak juga janda, tapi mendua
tidak genit, tidak juga pendiam, tapi menggoda

kenapa?!

kenapa harus ada aku, dia, kamu, dia, dan mereka?!
tak bolehkah hanya ada aku dan kamu?!
kenapa harus ada masa lalu, dan masa depan?!
tak bolehkan hanya ada sekarang?!
kenapa harus ada kenangan, tentang dia, dia, dan dia?!
tak bolehkan hanya ada aku di memorimu?!

pinjamkan aku sebelah sayapmu

kasih…
pinjamkan aku sebelah sayapmu
agar aku bisa terbang bersamamu
sayapku telah patah keduanya
saat kuarungi laut kehidupan
ia hilang tersambar petir
terhempas badai
tersapu gelombang
dan terkubur di perut bumi
kasih...
pinjamkan aku sebelah sayapmu
agar aku bisa menari diawan
menyapa matahari dan
bercengkrama di pelangi,
bersamamu...

inginku

aku ingin menggapai dan mendekapmu,
merasakan detakmu
bersetubuh kita memeluk dunia
dengan hangatku, dengan indahmu

bintangku…
rasakan hangatku…
jadilah permaisuriku…

duh Gusti...
mengapa harus ada siang dan malam...
tidakkah bisa kau menyatukan kami?
sepertinya,
hayalku untuk abadi bersamamu hampir meluap sudah
nampaknya,
anganku untuk meleburmu hampir pupus sudah
sudah,
hampir habis sudah asaku

hmmm….bisakah matahari bersanding dengan bintang?!

sebagai catatan kenangan

Pengantar
Sapardi Djoko Damono
(dikutip tanpa seijin beliau, nanti kl ketemu, pelangi minta ijin dech...)


Kita mengalami sejumlah peristiwa yang susul menyusul, semuanya penting ketika terjadi. Namun hanya beberapa saja yang tinggal dalam benak kita beberapa waktu kemudian, dan itulah yang kita namakan kenangan. Kita ingin sesekali mengabadikan kenangan itu, tidak hanya dalam benak tetapi juga dalam ujud yang kongkret, yakni tulisan yang bentuknya tidak terbatas.

Keinginan untuk mengabadikan kenangan dalam catatan itulah tentunya yang mendorong pelangi untuk menciptakan sebuah tulisan, semoga kekallah kenangannya dalam tulisan2nya.

Dalam hidup kita yang singkat, ada terlalu banyak peristiwa yang terjadi yang tentunya bisa saja semua dianggap penting. Begitu banyak sehingga kita kerepotan manangkap dan menyimpannya baik2 dalam benak kita, menjadikannya kenangan yang pada suatu saat bisa menimbulkan kesedihan atau kegembiraan kita.

Ketika memutuskan untuk mengabadikan kisah hidup dalam tulisan, pelangi sebenarnya telah menjadikannya benda budaya yang tetap bentuknya. Karena telah menjadi tulisan, kenangan itu merupakan sejenis residu dalam perjalanan hidupnya, yang tidak bisa dihapus lagi, dalam tulisan-tulisan yang dikumpulkan sebagai “mutiara peristiwa yang teruntai” kenangan telah kekal dalam jajaran huruf yang disusun dalam bait-bait.

Yang perlu dicatat adalah bahwa jika kita menyampaikan kesah hidup secara lisan, khalayak yang mendengarnya dapat kita ketahui dengan pasti, sedangkan jika bentuk penyampaian itu tertulis, “penengar” kisah berubah menjadi “pembaca” yang sama sekali tidak bisa ditebak siapa. Kita pun tidak mengetahui kapan, di mana, dan untuk apa mereka membaca. Mereka membaca, dan membaca tidak lain adalah menafsirkan. Dalam pengertian inilah setiap pembicaraan mengenai tulisan bisa ada manfaatnya.

Pelangi juga menyusun kata-kata bijak yang mungkin diyakininya bisa menjadi pegangan bagi siapapun, membuat catatan mengenai kehidupan; ia tidak hanya mengenangnya tetapi mengabadikannya. Untuk itu ia memilih tulisan sebagai alat ucapnya. Beberapa tulisan mungkin menunjukkan tanggapannya terhadap berbagai masalah sosial yang mungkin akan tetap ditanggapi dengan cara yang sama atau berbeda oleh orang lain. Tulisan memang merupakan suara pribadi, namun yang pribadi itu bisa mewakili suara orang ramai.

Dalam tulisannya, pelangi mengajak kita berimajinasi, menduga-duga, bermain-main dalam kata. Kita ikuti saja ajakannya…

3.11.07

i dedicated this blog 4 r, c, b, a, my self, n u...

i look at u...